Brebes – Potensi kerawanan bencana alam khususnya longsor dan puting beliung pada puncak musim penghujan Januari-Februari 2019, adalah wilayah Brebes tengah dan selatan. Hal ini diungkapkan Kaharudin dari BMKG Tegal Karesidenan Pekalongan, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) pengoptimalan penanganan Bencal di Ruang Data Kodim 0713 Brebes. Jumat (4/1/2019).
Lebih jauh disampaikannya, kedua wilayah tersebut geografisnya berada di perbukitan atau lereng pegunungan, pepohonan besar sangat riskan tumbang sewaktu diterjang leysus (sebutan awam) angin bahorok (Sumatera) atau puting beliung, dengan ciri khas kecepatan angin diatas 63 kilometer/jam.
“Tanda-tanda akan datangnya puting beliung meliputi udara terasa lebih panas/gerah, di langit tampak pertumbuhan Awan Cumulus/awan putih yang berlapis-lapis, diantara awan tersebut terdapat satu jenis awan dengan batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti seperti bunga kol secara visual. Tahap lanjutan munculnya adalah, saat awan mulai berubah menjadi pekat kehitaman (Awan Cumulonimbus) dan ranting atau daun pohon bergoyang cepat karena tertiup angin kencang disertai hembusan angin dingin, leysus ini akan terjadi sehingga masyarakat harus lebih waspada terutama menghindari dekat dengan pepohonan besar,” himbaunya untuk mengurangi batang pohon dekat pemukiman penduduk.
Rakor penyamaan persepsi penanganan Bencal dilapangan ini guna mengoptimalkan kinerja Satuan Penanggulangan Bencana yang diketuai Dandim 0713 Brebes, Letkol Inf. Faisal Amri, SE atas limpahan dari Bupati. Tergabung dalam tim ini antara lain TNI-Polri, BPBD, Satpol PP, Dishub, Dinsos, Dinas PU, PMI, BMKG, Linmas, Ormas serta peran relawan.
“Potensi terbesarnya adalah pada masa Pancaroba. Semoga dengan sinergitas ini, jika terjadi bencana puting beliung di wilayah Kabupaten Brebes dapat ditangani secara optimal karena sudah terbagi tugas menurut fungsinya masing-masing,” imbuhnya. (pendim0713brebes/Aan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar