Brebes – Di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengeringnya sungai besar, Kali Pemali, berdampak besar bagi pertanian masyarakatnya. Banyak para petani padi dan bawang merah, kesulitan mengairi sawahnya. Sebagian juga ada yang membiarkan sawah tidak digarap menunggu musim penghujan Oktober 2019 ini tiba.
Dibalik kekeringan yang berkepanjangan itu, salah satu warga Desa Rengaspendawa, Kecamatan Larangan, yakni Komarudin (39), justru mencoba untuk mengambil hikmah dari mengeringnya aliran air sungai yang menjadi iconnya Kabupaten Brebes. Bebatuan besar yang nampak, di pahatnya untuk dijadikan karya seni.
Dibenarkan Babinsa setempat dari Koramil 16 Larangan, Kodim 0713 Brebes, Serda Samsul Ibrahim, bahwa aktivitas salah satu warga binaannya tersebut bukan untuk merusak estetika lingkungan, namun malah menambah daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk datang ke Rengaspendawa, di bawah jembatan Kali Pemali, yang menjadi perbatasan dengan desa/kecamatan tetangganya, Desa Wanacala, Kecamatan Songgom.
Disini, Komarudin iseng mengukir bebatuan besar menjadi beberapa ukiran yang menakjubkan, seperti putri duyung yang tengah bersandar, sepasang tengkorak manusia, buaya dan lain-lain, yang dikerjakannya hanya dalam waktu iseng 10 hari saat ke sungai tersebut.
Tak hanya di sungai, Komarudin juga membawa beberapa ciptaannya untuk koleksi dan ditempatkan di kediamannya.
Sementara dikatakan pelakunya yaitu Komarudin, dirinya hanya menggunakan peralatan pahat maupun lempengan kayu. Saat ini dirinya bahkan sedang membuat patung ular sanca sepanjang kurang lebih 8 meter dengan bantuan kakaknya, Arip (43).
"Saya mengubah bentuk batu-batuan besar menjadi ukiran-ukiran patung ini, hanya iseng-iseng saya sama kakak saya saja saat sore sampai malam hari," ujarnya, Minggu (13/10/2019).
Dikatakannya juga, ukiran-ukiran patung yang sudah dibuatnya, setidaknya bisa menjadi kenang-kenangan di musim kemarau yang akan datang. Pasalnya, jika musim hujan sudah tiba dan debit Pemali normal kembali tentu karyanya mungkin akan tertutup air.
“Jika ternyata di musim kemarau tahun depan masih ada, setidaknya bisa untuk kenang-kenangan dan tempat wisata baru bagi masyarakat,” harap ayah dua orang anak ini. (Takwo Heryanto/Aan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar