Selasa, 16 Juni 2020

Kodim Brebes Salurkan Beras Untuk Masyarakat Terdampak Krisis Ekonomi Covid-19

Brebes – Kodim 0713 Brebes kembali menyalurkan bantuan kepada sejumlah masyarakat terdampak krisis ekonomi pandemi covid-19, yang belum sempat tersentuh bantuan.


Disampaikan Dandim Letkol Infanteri Faisal Amri, melalui Pasilog, Kapten Arhanud Suryadi, bantuan berupa beras 5 kg yang akan disalurkan oleh masing-masing Koramil atau 17 Kecamatan di Brebes.

“Di masing-masing Koramil, untuk sementara bantuan berupa beras 5 kilogram untuk 20 warga masyarakat yang belum sempat tersentuh bantuan di saat krisis ekonomi pandemi virus corona,” ungkapnya, Selasa (16/6/2020).

Diharapkannya, bantuan bermanfaat untuk sekedar meringankan beban keluarga yang benar-benar membutuhkan.

“Untuk penyalurannya nanti, pihak Koramil akan berkoordinasi dengan masing-masing perangkat desa sehingga bantuan tepat sasaran serta mengurangi kecemburuan sosial,” tandasnya.

Tampak Kapten Suryadi yang juga menjabat sebagai Danramil 11 Paguyangan, secara simbolis menyerahkan bantuan dari Kodim kepada salah satu Babinsa di Aula Makodim Brebes. (Aan)

Senin, 15 Juni 2020

Ini Yang Ditekankan Dandim Brebes di Penataran Babinsa

Brebes – Satuan kewilayahan atau teritorial di Kabupaten Brebes yakni Kodim 0713 Brebes, terus memelihara dan meningkatkan kesiapan para Babinsanya dalam melaksanakan tugas pokok yakni pembinaan masyarakat di segala aspek kehidupan termasuk menanamkan cinta tanah air dan bela negara.


Ini mengingat, Babinsa merupakan ujung tombak bagi TNI-AD dalam menggalang suatu sistem pertahanan negara di darat yaitu masyarakat yang jumlahnya tak terbatas, yaitu pada  tahun 2020 ini adalah 38,8 juta jiwa menurut sensus penduduk online yang dilakukan BPS (Badan Pusat Statistik).

Salah satu cara TNI-AD yang telah diprogramkan setiap triwulan adalah dengan menggelar Binsiap Apwil Puanter (Pembinaan Kemampuan dan Kesiapan Aparat Komando Kewilayahan dan Kemampuan Teritorial).

Tampak salah satu narasumber, Kapten Infanteri Suwardi yang merupakan Danramil 16 Larangan, menyampaikan materinya di depan perwakilan Babinsa di 17 Kecamatan di Kabupaten Brebes, di Aula Jenderal Soedirman Makodim Brebes, Selasa (16/6/2020). 

Dandim 0713 Brebes, Letkol Infanteri Faisal Amri, SE, mengatakan bahwa rutinitas pembinaan secara terencana, terarah dan berkelanjutan ini guna menyamakan visi atau pola pikir, persepsi serta interpretasi dalam mendeteksi, mengenali serta mengambil tindakan terhadap suatu permasalahan yang timbul di lingkungan masyarakat.
“Para Babinsa harus mahir tentang apa yang dilakukan saat terjadi suatu persoalan di lingkungan masyarakat, termasuk upaya pencegahan dan solusinya,” ungkapnya.

Dimaksudkan Faisal Amri, bahwa pembinaan dilakukan khususnya bagi para anggota baru yang menjadi Babinsa baru, sedangkan peningkatan kemampuan bagi para Babinsa lama.

Jadi para Babinsa harus mampu menyikapi dinamika terkini di desa binaannya guna mewujudkan kekuatan wilayah pertahanan aspek darat yang tangguh.

Dalam kesempatan ini, Dandim juga menekankan agar terus mensosialisasikan protokol kesehatan pencegahan covid-19 saat membina masyarakat, yakni disiplin menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain, sementara menghindari atau tidak menimbulkan kerumunan, rajin cuci tangan selepas kegiatan apapun, dan memakai masker saat keluar rumah. (Aan)

Ratusan Masyarakat Larangan Brebes Antar Persemayaman Dasirun

Brebes – Pemakaman Almarhum Dasirun (23), pemuda asal Desa Kamal RT. 07 RW. 03, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, korban tenggelam saat mandi di Curug Rambukasang, Dusun Grogol, Desa Ciseureuh, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, dihadiri ratusan orang. Senin siang (15/6/2020).



Tampak masyarakat setempat berbondong-bondong mengantarkan Almarhum ke tempat peristirahatannya yang terakhir yaitu di TPU Desa Kamal.

Dibenarkan Danramil 16 Larangan, Kodim 0713 Brebes, Kapten Infanteri Suwardi, bahwa jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 11.30 WIB dari Puskesmas Cikeusal, Ketanggungan, dan saat ini pemakaman sudah selesai dilaksanakan pukul 13.30 WIB tadi.

“Pihak kedua orang tua korban tenggelam sudah mengikhlaskan dan tidak mempermasalahkan atas musibah yang menimpa anaknya,” ucap Suwardi.

Dijelaskannya lanjut, Almarhum tenggelam Minggu sore (14/6) karena tidak bisa berenang dan jasadnya baru ditemukan hari ini oleh Tim SAR gabungan yang meliputi Tim SAR Basarnas Kabupaten Cilacap, Polsek dan Koramil Ketanggungan, Polhut Banjarharjo, SAR Brebes, Ubaloka, PMI Brebes dan dibantu warga sekitar pada pukul 08.15 WIB.

Jasad pemuda tersebut ditemukan setelah penyelaman selama kurang lebih 15 menit. Regu penyelam menggunakan sistem circle, yaitu memutar dari titik tenggelamnya korban dengan menyusuri dasar curug yang luasnya mencapai 5 meter dan kedalaman kurang lebih 7 meter.

Evakuasi korban dilakukan manual, yaitu dengan berjalan kaki satu jam menuju desa terdekat karena cara itu merupakan satu-satunya akses di menuju curug yang terletak di areal hutan milik Perhutani RPH Ciseureuh, BKPH Banjarharjo Timur, petak 81 g.

Tohir (48) atau biasa dipanggil Tawad, ayah korban, tak menyangka bahwa anak kebanggaannya akan pergi secepat itu, namun dirinya juga meyakini bahwa cobaan yang menimpa keluarganya ada hikmah tersendiri dan merupakan bagian dari rahasia Ilahi.

Sementara dua orang kawan sekaligus tetangga Almarhum yang ikut mandi bersama, yakni Widi (25) dan Komar (23), masih syok dengan kejadiaan naas tersebut. (Aan)

Peluang Usaha Pengepul Ikan Lele Menurut Kopral Paimo

Brebes – Kerja keras sudah mendarah daging dilakukan oleh Koptu Paimo, Babinsa Koramil 06 Kersana, Kodim 0713 Brebes. Yang penting halal dan tidak merugikan orang lain, itulah yang dikatakannya saat ditemui Pelda Ujang, Ketua Penerangan Kodim Brebes di rumahnya, di Perumahan Dinas PG Kersana. Senin (15/6/2020).


“Saya memasok ikan lele kepada para bakul (penjual) di berbagai pasar di Kecamatan Kersana mulai tahun 2018 lalu. Untuk ikannya saya ambil dari para petani di Cirebon dan di Brebes,” ungkapnya.

Hasil dari kerja keras bersama istrinya Murniati (37), cukup lumayan untuk menyekolahkan kedua putra mereka yaitu Pratama Rasya Naufal Hafid (11), dan Muhammad Fadhil Thalah (6).

Paimo menjelaskan, setiap 3 hari sekali dirinya mengambil ikan lele kepada para petani di wilayah Brebes dengan menggunakan Tossa yang disewanya dari tetangganya, sedangkan dari Cirebon diantar langsung ke rumahnya.

“Kurang lebih sekali ambil 4 kwintal dan habis dalam waktu 3 hari di Pasar Kersana, Cigedog, Pasar di Kecamatan Banjarharjo dan Pasar di Kecamatan Ketanggungan,” imbuhnya.

Untuk pengiriman ke para penjual di pasar-pasar tersebut, Kopral Paimo melakukannya mulai sehabis sholat subuh sampai dengan pukul 06.30 WIB dengan dibantu istri tercinta.

Paling jauh lokasi pengiriman dari rumahnya adalah di Pasar Banjarharjo yang memakan waktu sekitar 20 menit.

Keterampilan dalam membaca peluang usahanya tersebut didapatkannya di kampung istrinya, di Desa Jeblog, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten.

“Awalnya kecil-kecilan dan di Pasar Kersana dan Cigedog saja, lama-lama sejumlah permintaan datang dari penjual eceran di Pasar Ketanggungan dan Banjarharjo,” tandasnya.

Ditanya omset, Paimo mengatakan antara Rp. 8-10 juta perbulan. Angka ini adalah dari keuntungan bersih per kilogram selama 1 bulan.

Setiap pengiriman, ia mendapatkan pembayaran cash sehingga memudahkannya dalam perputaran usahanya. Termasuk pengambilan langsung ke rumahnya yang dilakukan setiap hari oleh bakul di Pasar Banjarharjo.

Pengiriman dilakukan setiap hari kecuali saat Hari Raya Idul Fitri. Pada saat bulan puasa sampai dengan H-3 Idul Fitri, permintaan ikan lele bisa mencapai 2 kwintal di 4 pasar tersebut, sehingga menjadi bonus kerja keras menghadapi lebaran dan untuk ongkos mudik ke Klaten.

Hari ini, pengiriman ke Pasar Banjarharjo 40 kg, Pasar Cigedog 15 kg, Pasar Kersana 10 kg, Pasar Keganggungan 15 kg, dan tambahan ke Pasar Kubangwungu 10 kg, serta 10 kg dari bakul di Pasar Banjarharjo yang diambil langsung.

Sementara Murniati, menyatakan tak malu untuk membantu suaminya mengantarkan ikan lele ke pasar-pasar tersebut. Termasuk ke beberapa tempat kuliner pecel lele yang ada di wilayah kecamatannya dan di Kecamatan Ketanggungan.

Murniati mengaku, harga per kilogram ikan lele untuk Rumah Makan Sambel Layah yang sudah di fillet adalah Rp. 28 ribu, sementara yang belum fillet adalah Rp. 24 ribu.

“Kami sedang menabung pak untuk membeli mobil pick up untuk melancarkan usaha dan memangkas biaya transportasi,” ucap Murniati.

Sementara terkait dampak ekonomi dari pandemi virus corona, ia mengaku omsetnya menurun sebesar 50 % dari sejumlah konsumen pasar dan sejumlah warung-warung pecel lele yang tutup. (Aan)

Minggu, 14 Juni 2020

Tim SAR Gabungan Temukan Korban Tenggelam di Curug Rambukasang Brebes

Brebes – Dasirun (23), pemuda yang tenggelam di Curug Rambukasang, Dusun Grogol, Desa Ciseureuh, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada Minggu sore (14/6), akhirnya ditemukan Tim SAR Gabungan. Senin pagi (15/6/2020).


Tim SAR Kabupaten Brebes mendapatkan bantuan dari Tim SAR Basarnas Kabupaten Cilacap, Polsek dan Koramil Ketanggungan, Polhut Banjarharjo, SAR Brebes, Ubaloka, PMI Brebes dan warga sekitar, untuk menemukan korban tenggelam.

I Nyoman Sidakarya, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Cilacap mengatakan, pihaknya memberangkatkan satu regu beserta peralatan lengkap berupa rescue car carrier, rubber boat, 1 set alat selam, dan 1 set pakaian hazmat usai mendapatkan telpon dari Waryadi, Ketua SAR Brebes pada pukul 19.00 WIB.

“Setelah dilakukan pencarian dengan menyelam selama 15 menit, jenazah akhirnya kami temukan sekitar pukul 08.15 WIB pagi ini,” ungkapnya.

Penyelaman dilakukan menggunakan sistem circle, yaitu gerakan memutar dari titik tenggelamnya korban, yaitu di curug luas 5 meter dan kedalaman kurang lebih 7 meter.

Evakuasi korban dilakukan manual dengan berjalan kaki sekitar satu jam perjalanan menuju desa terdekat, karena cara itu merupakan satu-satunya akses dengan medan yang terjal. Korban selanjutnya dievakuasi menggunakan kendaraan menuju ke Puskesmas Cikeusal, Ketanggungan, guna penanganan lebih lanjut.

Dengan ditemukanya korban maka secara resmi operasi SAR ditutup dan semua unsur dikembalikan ke kesatuannya masing-masing.

Dijelaskan Danramil 15 Ketanggungan, Kodim 0713 Brebes, Kapten Infanteri Sugeng Wiratno, bahwa kejadian terjadi pada Minggu sore sekitar pukul 15.00 WIB, di Curug Rambukasang di kawasan hutan milik Perhutani petak 81 g RPH Ciseureuh, BKPH Banjarharjo Timur.

“Satu pemuda asal Desa Kamal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, meninggal dunia, sementara dua kawan yang merupakan tetangganya selamat yaitu Widi (25) dan Komar (23),” ungkapnya.

Ditambahkannya, faktor tak bisa berenang menyebabkan musibah tersebut terjadi.

“Jelas sangat penting bagi anak untuk belajar berenang sejak dini untuk meminimalisir resiko tenggelam,” tandasnya. (Aan)

Jumat, 12 Juni 2020

Kesulitan Air Bersih, Masyarakat Pesisir Brebes Berharap Subsidi Pemasangan Instalasi Air PDAM

Brebes – Masyarakat Desa Randusanga Kulon dan Randusanga Wetan, Kecamatan/Kebupaten Brebres, Jawa Tengah, mengalami kesulitan air bersih pasca banjir rob yang melanda di pesisir Kecamatan Brebes, awal Juni 2020 lalu (2/6).


Salah satunya warga Desa Randusanga Kulon yang berupaya untuk mendapatkan air bersih adalah Joko (50), warga RT. 03 RW. 02, yakni dengan mendatangkan tukang gali sumur bor ke rumahnya.

Disampaikannya, pengeboran sudah dilakukan sampai kedalaman kurang lebih 72 meter namun air tanah yang didapatkan masih berbau air rawa, rasanya asin dan jika air ditampung, terdapat endapan karat besi.

“Air dari sumur bor yang disedot dengan pompa air pada kedalaman 36-42 meter dari pipa sumur bor kedalaman 72 meter masih berbau air rawa dan mengandung karat besi,” ungkap lelaki paruh baya itu, Sabtu (13/6/2020).

Hal yang sama juga dirasakan 35 rumah tetangganya yang belum memiliki instalasi air bersih dari PDAM Brebes.

Tampak Palda Ujang, Ketua Penerangan Kodim 0713 Brebes, mengecek bau dari air sumur bor di rumah Joko.

Dibenarkan Ketua RT. 03 RW. 02, Desa Randusanga Kulon, Sukarja (53), dari 45 rumah di RT-nya, baru 10 rumah yang sudah terpasang instalasi air bersih dari PDAM.

“Dari 10 rumah yang sudah terpasang pipa air dari PDAM, 3 rumah yang meteran airnya berwarna kuning merupakan subsidi tahun 2017 lalu, sedangkan 7 rumah yang meteran airnya berwarna biru merupakan swadaya sendiri,” bebernya.

Selaku Ketua RT, Sukarja berharap adanya subsidi pemasangan instalasi air PDAM seperti 3 unit rumah tahun 2017 silam.

“Air bersih merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat kami khususnya dan Desa Randusanga Kulon dan Randusanga Wetan umumnya,” tandasnya.

Hal ini diperparah dengan banjir rob sepuluh hari lalu dengan ketinggian antara 30-50 meter, dan air serta lumpur banyak yang masuk ke dalam rumah, maka air bersih sangat berarti sekali untuk bersih-bersih.

Untuk diketahui, banjir rob tak hanya di wilayah Kecamatan Brebes, rob juga terjadi di pesisir Kabupaten Brebes lainnya yakni di desa-desa di pesisir Kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba, dan Kecamatan Wanasari.

Atas musibah musiman ini, banyak petani tambak dan rumput laut yang gagal panen. Untuk itulah mereka juga berharap percepatan pembuatan tanggul penahan rob yang rencananya akan membentang di 5 kecamatan di pesisir Kabupaten Brebes, yakni mulai dari Kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari dan Kecamatan Brebes, sehingga meminimalisir dampak rob di tahun yang akan datang.

Pada Mei 2020 lalu, saat meninjau lokasi, Bupati Brebes, Idza Priyanti, mengatakan bahwa Pemkab telah menganggarkan Rp. 500 miliar untuk pembangunan tanggul tersebut.

Sementara bagi warga di kedua desa tersebut yang mengalami dampak terparah termasuk warga yang tinggal di tanah lepe-lepe atau di bantaran Sungai Sigeleng, menjadi prioritas Pemkab untuk merelokasi mereka dengan membangun rusunawa. (Aan/Red)

Naas, Bocah Ketanggungan Brebes Tenggelam di Sungai Karena Tak Bisa Berenang

Brebes – Sesosok mayat ditemukan mengapung di Sungai Sarwiyat pada pukul 11.30 WIB, oleh dua orang warga Desa Dukuhturi, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Jumat (12/6/2020).


Jasad merupakan seorang anak laki-laki, setelah diperiksa oleh saksi yakni Rokhiman (35) dan Wadu (50), kondisinya dalam keadaan utuh tidak ada tanda tanda kekerasan atau luka.

“Dari identifikasi awal dan keterangan para saksi, korban yang bernama Sugiarto Bin Apid (13), warga Desa Dukuhturi RT. 005 RW. 004, diduga tidak bisa berenang,” ungkap Babinsa setempat dari Koramil 15 Ketanggungan, Kodim 0713 Brebes, Serda Solekhudin.

Atas musibah memilukan ini, jelas penting bagi anak untuk belajar berenang sejak dini untuk minimal mengurangi resiko tenggelam di air. Pun, pengawasan dan arahan orang tua sehingga anak menjauhi bermain di perairan dalam dan di jalan raya ramai.

Sementara dari keterangan Rokhiman, dirinya sebelumnya sempat melihat korban tenggelam pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB.

“Korban sudah biasa bermain di pinggir Sungai Sarwiyat. Dan sekitar pukul 11.30 WIB, kami melihat korban sudah mengapung di sungai,” ungkapnya.

Siang itu juga jenazah dievakuasi pihak medis Puskesmas setempat guna dilakukan pemeriksaan medis apakah memang murni tenggelam atau ada indikasi kekerasan.

Kejadian tersebut langsung ditangani Polsek Ketanggungan, dengan memintai keterangan para saksi dan warga setempat.

“Korban sudah biasa bermain di pinggir Sungai Sarwiyat. Dan sekitar pukul 11.30 WIB, kami melihat korban sudah mengapung di sungai,” bebernya.

Siang itu juga jenazah dievakuasi pihak medis Puskesmas setempat guna dilakukan pemeriksaan medis apakah memang murni tenggelam atau ada indikasi kekerasan.

Kejadian tersebut langsung ditangani Polsek Ketanggungan, dengan memintai keterangan para saksi dan warga setempat. (Abdul G/Aan)

Kodim Brebes Salurkan Beras Untuk Masyarakat Terdampak Krisis Ekonomi Covid-19

Brebes – Kodim 0713 Brebes kembali menyalurkan bantuan kepada sejumlah masyarakat terdampak krisis ekonomi pandemi covid-19, yang belum se...