Brebes – Salah satu destinasi wisata religi di Kota Bawang atau Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, adalah Makam Syekh Junaedi Al Baghdadi, Desa Randusanga Wetan Kecamatan Brebes.
Pembangunan kompleks makam salah satu ulama penyebar agama islam di Kabupaten Brebes yang dipercayai masyarakat berasal dari Baghdad ini dimulai pemugarannya pada 20 Agustus 2019 lalu dengan menggunakan APBD Pemkab Brebes 2019 sebesar Rp. 3,7 miliar, dan ditandai dengan peletakan batu pertama secara simbolis oleh Muspika dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Drs. Didin Setiadi.
Disampaikan Danramil 01 Brebes, Kodim 0713 Brebes, Kapten Armed Zaenal Abidin, bahwa pemugaran lanjutan dimulai pada Maret 2020 lalu di bawah pengawasan ulama besar Jawa Tengah asal Kabupaten Pekalongan, Habib Luthfi Bin Yahya.
“Pemugaran telah selesai dilaksanakan dan tidak ada petunjuk tambahan dari Habib Luthfi selaku pengawas dan pengarah pemugaran. Selanjutnya pengelolaan makam diserahkan kepada Pokdarwis setempat melalui Kades setempat,” ungkapnya Minggu sore (1/6/2020).
Untuk orbitasi kurang lebih 9 kilometer dari pusat kota Brebes. Tempat ini ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat pada hari-hari tertentu, seperti malam Jumat dan Selasa kliwon, namun kebanyakan di malam Jumat kliwon.
“Dengan selesainya renovasi makam diharapkan secara khusus dapat membantu masyarakat setempat dari segi perekonomian karena dikelola dengan baik oleh Pokdarwis. Sedangkan secara umum yakni mendongkrak sektor pariwisata di Brebes,” pungkasnya.
Para peziarah umumnya menginap di desa, di aula Balai Desa, mushola di kompleks makam yang sebelumnya dibangun secara swadaya oleh masyarakat.
Sementara Juru Kunci Makam, Syakhur Romli (84), menyatakan bahwa syukuran selesainya pemugaran makam diisi dengan tahlil atau doa bersama yang dipimpin Habib Luthfi.
"Suasana makam kini sudah tertata sehingga diharapkan para peziarah yang datang dari berbagai daerah dapat nyaman dan khusyuk dalam berdoa," ungkapnya.
Menurut Syakhur, tahun ini adalah Haul yang ke-276 dari Syekh Junaedi Al Baghdadi.
Acara peresmian ini juga dihadiri Bupati Brebes yang diwakili Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Masfuri, Dandim yang diwakili Danramil 01 Brebes, Kapolres Brebes AKBP Gatot Yulianto, SIK,M.HP, Kapolsek Brebes AKP Harti, SH, Kepala Desa Randusanga Wetan, H. Swi Agung, Habib Abdulloh Al Haddad dari Kabupaten Tegal, Kyai Amin Parakan dari Kecamatan Bumiayu, Kyai Syaefudin dari Kecamatan Songgom, para Tokoh Agama dan warga masyarakat setempat.
Untuk sekedar diketahui tentang sejarah Syekh Junaedi Al Baghdadi, sosok ini diperkirakan hidup satu masa dengan Walisongo. Beliau datang setelah Randusanga ditinggalkan Walisongo ke Cirebon, Jawa Barat.
Untuk Randusanga sendiri berasal dari kata randu atau randa yang berarti bekas dan sanga berarti sembilan. Jadi Randusanga berarti tempat bekas musyawarah Walisanga.
Penemuan keberadaan makam awalnya dari rasa penasaran masyarakat yang melihat banyaknya burung yang jatuh saat terbang di atas areal makam di tengah rawa-rawa dulunya. Setelah dilakukan pencarian penyebabnya, masyarakat mendapati gundukan tanah yang ternyata adalah sebuah makam sehingga terus dirawat hingga sekarang.
Makam yang terletak di wilayah pesisir utara Kabupaten Brebes ini juga menyajikan potensi sumber daya laut berupa perikanan tambak bandeng, rumput laut, udang dan juga kerajinan terasi. Pun ditambah dengan Obyek Wisata Pantai Randusanga Indah.
Para peziarah akan melewati pematang tambak penduduk untuk mengakses ke kompleks makam yang berada di tengah-tengah areal tambak. Ini menunjukkan bahwa proses syiar agama islam dari Arab ke Pulau Jawa dimulai dari wilayah pesisir, termasuk di pesisir Laut Jawa ini. (Aan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar